Friendster rasanya lebih cocok untuk mereka yang masih awal kenal dengan jejaring sosial, dan tertarik untuk mencari teman-teman baru. Dengan mudahnya mereka mencari anggota lain dan mengajaknya menjadi temannya. Meski sebenarnya teman ini bukanlah teman sebenarnya, karena kita bisa jadi tidak kenal sama sekali dengan orang yang dimaksud. Hal seperti ini hampir pasti terjadi pada semua orang (termasuk yang menulis blog ini :D). Facebook cocok untuk mereka yang sudah lebih dewasa dalam berjejaring sosial. Mereka yang sudah melewati masa asal-asalan di Friendster dan mencoba mencari teman sesungguhnya di Facebook.
Beberapa hari lalu Indosat bekerja sama dengan Blackberry membuat kompetisi di Facebook. Kompetisi ini terbagi menjadi 6 periode. Peserta diminta menambah teman sebanyak-banyaknya setiap seminggunya. Sejak kompetisi ini dimulai, tiba-tiba banyak sekali permohonan sebagai teman bermunculan. Padahal siapa mereka, kita juga belum tentu tahu.
Secara pribadi, yang menulis blog ini lebih suka kalau permohonan itu muncul hanya dari orang yang sempat kita kenal sebelumnya (baik secara fisik, maupun di dunia maya). Kompetisi seperti ini malah membuat gusar banyak orang, karena mendorong orang untuk mengulang orang melakukan kesalahannya di Friendster. Hihi, meski mungkin yang gusar bisa jadi tidak banyak, karena sepertinya yang tertarik ikut kompetisi ini jauh lebih banyak.
Salah satu tujuan awal si penulis blog ini dulu ber-Facebook adalah untuk bisa berhubungan dengan teman-teman lamanya. Melalui Facebook ini bahkan sempat terjadi reuni teman-teman SD. Sesuatu yang sulit terjadi saat Friendster awal kali muncul. Kesalahan memilih sembarang teman di Friendster juga tidak ingin terulang. Itulah, makanya ada lebih dari 130 permohonan menjadi teman kini didiamkan saja. Prinsipnya, kalau nggak kenal, nggak akan disetujui.
Nah, bagaimana dengan Anda? Apa tujuan Anda dahulu bergabung di Facebook? Apakah Anda masih memanfaatkan Friendster? Ataukah sudah meninggalkannya?